Jumat, 22 Agustus 2008

Shock Dimarahin Atasan

Gak usah bertele-tele. Jadi gini ceritanya. Tadi pagi itu geraiku kedatangan customer yang pengin banget kirim barang berupa mangga muda sebanyak 7 kg. Tujuannya ke Batam. Bingung juga. Soalnya di Kios Pos Blimbing tidak menyediakan jasa pengiriman khususnya buah. Takutnya nanti akan membusuk di tengah jalan. Celaka kan? Apalagi produk seperti itu juga memerlukan beberapa perlakuan khusus. Maka, jadilah saya telpon Multiplus Galunggung yang punya jasa pengiriman PCP agar mengutus salah seorang pegawainya untuk dateng ke gerai saya memberikan airwaybill (semacam form kuitansi) PCP tersebut.

Selidik punya selidik. Saya tanya dulu berapa tarif pengiriman tersebut kepada pihak PCPnya langsung. Dijawabnya, sekitar Rp 130.100. Kalo yang di Multiplus Galunggung jatuhnya lebih tinggi sekian persen, Rp 162.210. Walah...Akhirnya kutawarkan dulu sama customer, apakah berkenan menggunakan jasa pengiriman barang tersebut beserta dengan harga dan waktu pengiriman yang maksimal tiga hari doank. Eh, dia hanya punya Rp 150 ribu saja ternyata. Jadinya, saya bingung. Apalagi dia udah nunggu cukup lama.

Akhirnya, kutawarkan lagi sama pihak Galunggung apakah mau menerima dimana kondisi customer hanya memiliki uang segitu. Karena dijawab tidak ada masalah, ya mereka dengan semangat meluncur ke gerai Kios Pos Blimbing. Dan, tahukah Anda Saudara-Saudara, pada saat itu juga ada FRO-ku, Pak Andre yang dengan seksama menyimak segala percakapan itu via ym. Saya belum cerita soal posisi dan karakternya di perusahaanku. Pak Andre itu atasanku langsung, jabatannya FRO (Franchise Relation Officer) yang mengepalai beberapa gerai, salah satunya geraiku, Kios Pos Blimbing yang saya kelola ini. Karakternya keras banget, cukup temperamental, dan suka sekali menyudutkan orang dengan pelbagai argumennya yang terkadang menurutku terlampau dibuat-buat. Tapi, kalo udah selesai marah, ya dianggap udah. Tak pernah memperpanjang suatu masalah apalagi sentimen. Hm, ini yang kusuka. Hampir setiap bulan, dia datang berkunjung ke geraiku, menengok kondisi gerai sekaligus para pegawai yang ada plus melihat sejauh mana perkembangan, tentunya dan selalu dilihat dari total omzet perbulan. Lalu, kami akan berdiskusi membicarakan sejauh mana hal-hal yang perlu ditingkatkan serta diperbaiki. Biasanya ketika Pak Andre datang, suasana berubah jadi lebih serius. Dia hampir selalu mempermasalahkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dipermasalahkan. Ada hal-ha urgen yang sebenarnya jauh lebih mendesak untuk dibahas. Ah, this is true my own opinion, dudes....

Kembali ke masalah di atas. Saat itu, pak Andre yang melihat secara seksama proses koordinasi antara Kios Pos Blimbing dengan Galunggung menjadi terusik. Perasaan saya menjadi was-was. Benar saja. Tak lama kemudian dia mempertanyakan kondisi yang tidak lazim seperti itu. Harusnya, harga yang dikasih ke customer itu sebesar Rp 162.210,- bukannya Rp 150 rb saja. Darimana dia mendapatkan kekurangan itu sendiri? Dia bertanya habis-habisan dengan saya. Mempermasalahkan hal yang menurutnya memang bener-bener riskan. Saya minta tolong sama dia agar menunggu sejenak, siapa tahu mereka akan memberikan penjelasan terkait hal ini. Soalnya saya tidak begitu paham mekanisme kerjasama antara PCP dengan M Galunggung. Kan sini kerjasamanya ama pihak Pos.

Jadi, niat saya yang ingin membela rekan-rekan sana jadi termentahkan. Bahkan, dengan sangat kaget saya menyaksikan pak Andre yang muarah luar biasa sama saya hanya karena keinginan saya yang memberikan penjelasan terkait hal ini. Mereka kan punya alasannya sendiri. Seperti halnya, diskon dengan pihak PCP-nya, dan sebagainya. Tapi, pak Andre tetap tidak mau mengerti. Bahkan, gagang telpon saya dirampas begitu saja ketika konfirmasi dengan anak-anak Galunggung. Walah-walah.Dia melotot-lotot dan menyuruh saya duduk sambil menunjuk muka saya agar jangan bersikap sok pahlawan. Waduh, maksud saya bukan itu Pak...Tak lama, saya diminta untuk bicara empat mata di ruang belakang yang lebih sepi. Dia kasih penjelasan panjang lebar dan berusaha agar saya tidak menodai kepercayaan yang sudah dibangunnya selama ini terhadap saya. Ternyata, di balik kemarahannya yang luar biasa itu, tersimpang rasa percaya yang besar bahwa saya mampu mengelola gerai ini dengan sebaik-baiknya. Suatu hal yang belum pernah saya duga sebelumnya. Dia banyak kasih motivasi dan cerita tentang pribadinya yang sangaaaaaaaaattt jarang kudengar. Wah-wah....finally, he closes this case by his own style.

Dia menyemangati saya sekaligus kasih target yang luar biasa ke saya. Tapi, yang jelas gara-gara kobaran semangat dan kemarahannya itu saya jadi sadar. Betapa ternyata pak Andre perhatian yang diwujudkan dalam bentuk tidak biasa. Hehehehehehe, sok dramatis yahhh!! Jelaslah, saya sampai kaget kok awalnya. Soalnya, belum pernah dimarah-marahin sampe sebegitunya oleh orang lain. Notes: Bukan oleh orang tua yang membesarkan kita. Meskipun, the ending was so nice..:)

Tapi, masih belum..Gantian sekarang anak-anak Galunggung yang punya masalah besar terkait hal ini. Hal yang membuat saya lagi-lagi bingung, bagaimana sikap saya seharusnya ke mereka. Tentunya, saya tetap akan kasih penjelasan sebaik-baiknya agar tidak terjadi salah paham. Rencananya, saya akan ke sana malam ini juga. Agar seluruh masalah clear. Ah, tiba-tiba saya laperrr jadinya.... Mau pesen mie rebus dulu ah sama pak Ujang.:)

Moral of the story: Janganlah tiba-tiba shock dengan kemarahan atasan kamu. Sebab segala kemarahan pada dasarnya punya alasan dan sebab. Yeah, kecuali orang-orang yang sudah tidak tahu kapan dan dimana lagi musti marah-marah (alias orang stress dan tidak bisa mengendalikan emosinya - semoga jangan sampe ketemu deh..). Hehehehehehehe

0 komentar:

Posting Komentar

 
© free template by Blogspot tutorial